Jejamo.com – Staf khusus di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Arief, menilai Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) hanya akal-akalan pemerintah saja.
Pernyataan tesebut disampaikan Andi lewat akun Twitter pribadinya, @andiariefaa. Bahkan mantan aktivis yang pernah menjadi korban penculikan jelang Reformasi 1998 itu menyebut UKP Pancasila juga bisa menjadi alat pemenangan partai tertentu.
“UKP Pancasila hanya akan jadi akal2an, Hanya akan menjadi alat pemenangan partai tertentu, mereka bisa masuk ke RT/RW atas nama Pancasila,” tulis Andi Arief pada Rabu, 7/6/2017.
Sebelumnya di akun yang sama dia juga menulis, “Saya khawatir dokter salah diagnosa, Pancasila sebagai obat bisa keliru. Karena persoalan yang menjadi tuntutan rakyat adalah keadilan.”
Rabu kemarin, 7 Juni 2017, Presiden Joko Widodo melantik Pengarah dan Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).
Kepala UKP-PIP dipercayakan kepada Yudi Latif. Sementara untuk posisi Pengarah ada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif, Ketua Umum PBNU Said Aqil, Ketua Umum MUI Maruf Amin, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.
Selain itu ada pula tokoh Kristen Andreas Annangguru Yewangoe, tokoh yang mewakili agama Hindu Wisnu Bawa Tenaya, dan serta perwakilan agama Budha, Sudhamek.(*)