Jejamo.com, Bandar Lampung – Potensi bencana di Lampung sangat besar dan kompleks. Dengan demikian perlu dibentuk sistem peringatan dini dengan menerapkan mitigasi dan mengedukasi masyarakat agar tanggap bencana.
Demikian dikatakan Manager Marketing Communication DMII (Disaster Management Institute of Indonesia) ACT Anca Rahadiansyah usai menggelar talkshow “gerakan sadari bencana 2019” di Bandar Lampung Sabtu malam, 26/1/2019.
“Bencana ini sangat dekat dengan kita dan ini bukan hoaks. Yang baru terjadi di Selat Sunda, terutama Lampung yang berdampak,” kata dia usai menjadi narasumber gelar wicara di FSTV.
Dia menambahkan, Lampung salah satu daerah yang berpotensi terjadinya bencana dengan meletupnya Gunung Anak Krakatau.
“Tapi bila terjadi letupan kembali kita insya Allah sudah siap karena belajar dari peristiwa kemarin,” ungkapnya.
Kemudian, kata Anca Rahadiansyah, potensi bencana besar bisa terjadi karena adanya patahan sesar yang perlu diwaspadai berpotensi tsunami yang sangat besar.
Dia menyarankan kepada pemerintah agar waspada dan lebih fokus untuk mitigasi bencana.
Terutama mitigasi pada penguatan struktural dan fisik bangunan terutama perbaikan perbaikan bibir sungai dan kembali menghidupkan ekosistem.
“Terutama juga sistem peringatan dini agar sebelas atau lima belas menit sebelum terjadi tsunami, mereka bisa menghindari atau naik cari tempat tertinggi. Ancaman tsunami di Indonesia 4 terbesar di dunia,” terangnya. [Sugiono]