Jejamo.com, Bandar Lampung – Air mata tak terbendung dari kedua mata Ratih Purwasih (26) saat menceritakan kondisi anak pertamanya bernama Adrian Azzam Fatturahman yang masih berusia empat bulan. Adrian menderita hydrocephalus atau penumpukan cairan pada rongga otak.
Ratih Purwasih menceritakan, kondisi putra pertamanya menderita hydrocephalus sejak dari lahir yaitu pada 4 Juli 2018 lalu. Karena kondisi kepala putranya membesar, dirinya terpaksa melahirkan secara ceacar.
“Dari lahir kepalanya sudah gede gini. Makanya, saya melahirkan anak pertama saya ini dengan cara caesar di Rumah Sakit Handayani, Kotabumi, Lampung Utara,” ujar Ratih, saat ditemui di Rumah Singgah, Komunitas Peduli Generasi Indonesia Indonesia (KPGI) Lampung, Sabtu, (10/11).
Ratih mengaku, awalnya ia tidak mengetahui kondisi anaknya seperti ini. Sebab, setelah melahirkan, dia dan anaknya harus terpisah. Selain itu juga orangtuanya melarang dirinya untuk melihat kondisi anaknya.
“Waktu Azzam lahir langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), sedangkan saya dirawat di RS Handayani. Orangtua juga melarang saya lihat dia, takutnya saya kaget. Kurang lebih dua minggu saya baru tahu kondisi anak saya kaya gitu. Saya langsung syok,” ungkapnya.
Meski kondisi putranya beda dengan balita pada seusianya, lanjut istri dari Eko Saputra (30), ia dan sang suami harus menerimanya dengan lapang dada.
“Ya mau gimana lagi, biar kaya gini, dia tetap anak saya. Jadi saya harus merawatnya dan ikhlas,” urainya.
Masih kata dia, saat mengadung Azzam, dirinya tidak memiliki firasat apa-apa selama sembilan bulan mengandung.
“Waktu mengandung biasa-biasa saja dan nggak ngidam apa-apa,” ujar warga Jalan Bunga Mayang Sribasuki, Kelurahan Sribasuki, Kecamatan Kotabumi Kota, Kecamatan Lampung Utara, ini sambil meneteskan air mata.
Dia berharap, anaknya cepat sembuh seperti anak-anak seusianya. Selain itu, ia juga berharap ada donatur yang dapat membantu untuk kesembuhan putranya.
“Saya berharap anak saya cepat sembuh seperti anak seusianya, tapi kalau ada donatur yang bantu saya terima. Yang terpenting yang terbaik untuk anak saya. Saya dan keluarga juga terbatas dana untuk biaya penyembuhan Azzam,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]