Jejamo.com, Bandar Lampung – Setiap wanita yang akan melahirkan anak pertamanya memiliki ketakutan untuk melahirkan normal.
Apalagi banyak yang bilang melahirkan anak pertama itu lama sekali karena jalan lahir belum terbuka (yang ditandai dari bukaan 1-10), biasanya ibu yang baru pertama kali menghadapi persalinan, proses pembukaan terjadi lebih lama dari persalian kedua, ketiga dan seterusnya.
Hal tersebut dialami oleh Mery Kusyeni dan suaminya Yoga warga Kelurahan Simbaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah saat menghadapi proses kelahiran anak pertamanya.
“Kejadian bermula tanggal 27 Juli 2019, jam 10 malam lebih, saya dan istri akan tidur, tiba-tiba istri terasa ada cairan yang keluar dari rahimnya,” kata Yoga.
“Kebetulan istri karena ikut kelas persalinan, jadi ada sedikit pengetahuan tentang tanda-tanda akan melahirkan. Saat itu belum berani menyimpulkan apakah itu ketuban. Karena memang perkiraannya kalau berdasarkan Hari Perkiraan Lahir (HPL) tanggal 4 Agustus 2019,” ujarnya.
“Ibu saya bilang itu seperti ketuban, ayo ke bidan. Saya dan istri konsultasi dulu ke klinik kebidanan tempat rencana akan melahirkan. Akhirnya saya dan istri berangkat ke bidan tempat yang sudah direncanakan. Memang cukup malam jam 11,” kata dia.
Sesampainya, Yoga dan istri bertemu bidan, diceklah dari detak jantung bayi dan memastikan air yang merembas adalah ketuban dan menurut bidan istri sudah masuk bukaan 1.
“Dan kami bersiap untuk proses persalinan. Beberapa jam ditunggu bidan memutuskan memberikan rujukan ke rumah sakit karena proses melahirkan tak maju,” ujar Yoga.
Sesampainya di rumah sakit, Yoga coba urus semua administrasi dan Mery di UGD didampingi bidan perujuk.
“Saat mengurus administrasi kartu JKN-KIS istri tertinggal, karena panik kartunya ketinggalan, tapi alhamdulillah bisa dimudahkan untuk daftar dulu dan diberikan waktu sampai 3 x 24 jam untuk menunjukkan kartu JKN-KIS istri,” ujar Yoga.
“Sampai akhirnya anak lahir jam 13.05 WIB tanggal 28 Juli 2019 dengan proses normal meskipun sampai pukul 11.00 WIB masih bukaan 1.”
“Alhamdulillah anak saya lahir normal dan sehat, istri pun sehat. Semoga senantiasa diberikan kesehatan di setiap waktunya.”
“Meskipun kartu JKN-KIS kami kelas 3 yang iurannya hanya Rp25.500 per bulan, pelayanannya cukup baik. Persalinan normal seperti istri saya bahkan persalinan dengan operasi caesar sekalipun tanpa mengeluarkan biaya lagi dengan JKN-KIS,” ujarnya.
Yoga bilang, program JKN-KIS ini program yang mulia, membantu sesama yang membutuhkan pertolongan.
Kata dia, masyarakat tidak perlu cemas lagi jika akan berobat, apalagi operasi yang biayanya mahal, semua ditanggung asal mengikuti prosedur.
“Terima kasih BPJS Kesehatan, semoga program ini terus ada membantu sesama,” tutup Yoga. [Widyaningrum]