Jejamo.com, Bandar Lampung – Namanya Agus Susanto. Ia tinggal di dekat Masjid Al Karomah, Kelurahan Tanjungagung, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung. Ia sudah berjualan pempek selama 10 tahun.
Saban hari, ayah dari seorang anak berusia 2 bulan ini berkeliling Bandar Lampung. Pempek yang ia jajakan milik H Toink di Kampungsawah Lama, Bandar Lampung. Ia sebetulnya bisa saja menggunakan gerobak dorong. Namun, Agus memilih menjajakan dagangan dengan dua buah keranjang yang ia bawa dengan tangan.
“Kalau bawa gerobak saya enggak leluasa masuk kampung. Kalau jalan begini kan enak. Bisa masuk ke gang-gang sempit,” ujarnya saat mampir di kantor redaksi jejamo.com sore tadi.
Agus mengaku sudah 10 tahun ia berjualan. Baginya, H Toink, si empunya usaha pempek, sudah ia anggap saudara sendiri.
“Dari bujang saya sudah jualan pempek berkeliling. Sampai sekarang punya anak bayi,” ujarnya.
Agus mengaku, dalam sehari, ia mampu meraup duit Rp100 ribu. Uang itu kemudian diberikan kepada istri untuk keperluan sehari-hari.
Soal cukup tak cukup, Agus mengatakan, ia bersyukur dengan rezekinya selama ini. Ia menuturkan, uang sebesar itu sampai dengan saat ini cukup untuk kebutuhannya sehari-hari.
Pempek yang dijual Agus ada yang satuan, ada juga yang sudah diplastikkan seharga Rp10 ribu. Ia juga menjual rujak tahu yang sudah dikemas ke dalam plastik.
Cuka sebagai kawan makan pempek yang dijual Agus rasanya lumayan sedap. Saat kami membuka dagangan Agus, hanya tersisa tak lebih dari belasan buah.
“Iya, tinggal segini. Keluar tadi jam sebelas siang. Ini yang masih ada yang sudah di plastik,” ujarnya.
Usai kami membayar, Agus pun pamit.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com