Jejamo.com, Lampung Selatan – Status sebagai penyintas bencana tsunami yang terjadi sekitar delapan bulan lalu tidak menyurutkan semangat warga Desa Waymuli Induk, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, untuk merayakan Iduladha dengan khidmat. Sejak malam Iduladha (10/8), warga desa berkumpul di musala-musala sekitar untuk menyenandungkan takbir dan tahmid.
Di kompleks hunian sementara di Dusun IV, para lelaki berkumpul dalam satu majelis dan membaca surat Yasin serta doa-doa tahlil. “Majelis ini diadakan bukan karena adanya orang yang baru saja meninggal, akan tetapi majelis ini adalah bentuk tasyakuran yang diadakan oleh warga desa,” papar Ida, warga lokal yang telah menjadi relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) sejak bencana tsunami akhir Desember lalu.
Setelah diakhirinya syukuran dengan dibagikannya besek kepada para hadirin, kini giliran anak-anak di sekitar musala darurat tersebut yang memeriahkan suasana malam takbiran. Mereka duduk membentuk sebuah lingkaran serta menyenandungkan takbir melalui pengeras suara. Di luar ruangan musala, beberapa anak yang lain terlihat menabuh beduk yang terbuat dari drum plastik penampung air.
“Di sini memang begini tradisinya, riuh anak-anak menggemakan takbir dan tahmid, bahkan terkadang sampai berkeliling desa,” Ida menambahkan.
Untuk desa di pesisir selatan Lampung ini, ada kurban yang datang dari kedermawanan masyarakat Indonesia melalui Global Qurban-ACT. Tiga ekor kambing serta seekor sapi dikirimkan untuk warga desa Waymuli Induk, tepatnya untuk penghuni hunian sementara di Dusun IV, Desa Waymuli Induk, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Minggu (11/8/2019) pukul 13:35 WIB, hewan-hewan kurban ini disembelih dan dibagikan dagingnya untuk para penerima manfaat. “Penerima manfaatnya terdiri dari 48 KK di Desa Waymuli yang menghuni hunian sementara, serta 5 KK penghuni Family Shelter ACT,” papar Dinia Rumaini, akrab disapa Adin, dari Tim Kemitraan ACT Lampung.
Adin menambahkan, Desa Waymuli Induk dipilih menjadi sasaran distribusi kurban karena merupakan salah satu desa terdampak tsunami. Selain itu, desa tersebut juga merupakan tempat pertama berdirinya posko kemanusiaan ACT untuk bencana tsunami Selat Sunda. Interaksi dengan penduduk Waymuli Induk pun masih berjalan dengan intens hingga saat ini.
Antusiasme tampak dari wajah warga dusun yang ikut terlibat dalam pemotongan dan pendistribusian hewan kurban ini. Para lelaki sibuk menyembelih hewan kurban dan mencacah dagingnya. Sementara itu, para wanita di desa Waymuli Induk sibuk mempersiapkan tungku kayu bakar yang dibuat dari tumpukan batu bata. Selain didistribusikan untuk penerima manfaat, sebagian daging kurban ini dimasak untuk disantap bersama oleh warga Desa Waymuli Induk dalam acara Syukuran Qurban yang akan diadakan pada Senin (12/8) pagi.