Jejamo.com, Bandar Lampung – “Uang 500 ribu rupiah biasa cuma sekali makan di restoran. Siapa yang mau menyumbangkan untuk saudara-saudara di Palu, Sigi dan Donggala,” suara umi Tila membuat wajah sembab seantero gedung.
ACT Lampung menggalang dana kemanusiaan di Alkarim Funtastic Festival 2018 pada Minggu, 11 November 2018 di Graha Adora Jalan Raden Gunawan, Hajimena, Natar, Lampung Selatan.
Dalam gelaran lelang buku tersebut menghadirkan artis, presenter dan aktivis pendidikan Dik Doang. Melalui materi parenting yang disampaikan, Dik Doang menyingung tentang kebaikan berbagi.
Di saat riuhnya acara! tetiba suara sayup memanggil relawan yang tengah sibuk menyodorkan kotak donasi.
Kontan relawan tersebut menoleh ke arah suara. Sosok ibu tengah baya berjalan cepat dengan membawa nampan berisi pernak-pernik kerajinan tangan.
Niat tulus untuk menyalurkan seluruh hasil daganganya terbayar lunas, belum satu jam berkeliling, nampan yang dibawanya sudah kosong.
Tanpa menghiraukan modal dagangannya, ibu itu memasukkan seluruh hasil penjualanya ke kotak donasi.
“Saya mau jual barang-barang ini nanti hasilnya akan saya sumbangkan semuanya untuk Palu sigi dan Donggala, ” ucapnya.
Tak berselang lama, keharuan pecah di Gedung Adora, Al Mauritz, siswa Sekolah Dasar kelas 3 menangis usai memberikan donasinya 500 ribu rupiah untuk disumbangkan ke korban bencana alam Palu Sigi dan Donggala.
Al Mauritz yang saat itu masih mengenakan seragam Taekwondo menceritakan, dirinya menangis karena teringat dengan kakek dan neneknya yang ikut menjadi korban gempa Palu.
“Saya ingat sama eyang di sana. Tapi, untung eyang selamat. Cuma rumahnya saja yang ancur, sekarang eyang sudah ada di Solo,” ucapnya.
Siswa berusia 9 tahun tersebut menyisihkan uang jajan selama sebulan. Menurutnya uang akan diberikan ketika ada penggalangan untuk Gempa Palu Sigi dan Donggala.
“Saya menyisihkan sedikit uang jajan sekolah, sebagian lagi dapat tambahan dari orangtua. Kasih donasi kemauan saya sendiri,” tandas warga Kemiling, Bandar Lampung ini.
Penggalangan diperkuat dengan lelang karya foto fotografer Tribun Lampung Perdiansyah yang beberapa pekan lalu sempat mengunjungi Palu Sigi dan Donggala.
Dalam lelang foto terjual 12 foto. Hasil lelang untuk kemanusiaan Palu Sigi dan Donggala.
Dihadiri pemilik foto, Perdiansyah, juga menceritakan asal usul dari foto yang dijepretnya di hadapan peserta Alkarim Funtastic Festival 2018.
Selain itu hadir juga jurnalis rilislampung.id El Shinta yang juga menyaksikan pascagempa Palu Sigi Donggala.
“Kakak nanti tak akan pergi kan? Kami di sini sedih karena setiap ada yang datang selalu pergi lagi. Mereka bilang seperti itu sampai saya tak jadi liputan,” ucap Shinta menceritakan kisahnya di Posko Pengungsian Buluri Kecamatan Ulujadi Kota Palu.
Kepala Cabang ACT Lampung Dian Eka Darma Wahyuni menyatakan, dalam kegiatan tersebut berhasil terkumpul dana sekitar Rp62 juta.
Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun shelter hunian nyaman di Palu Sigi dan Donggala.
Penggalangan sendiri akan terus dilakukan sampai masyarakat terdampak gempa benar-benar pulih.
Selain itu pihaknya juga mulai menggalang dana untuk penyintas banjir di Pekon Umbar Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.
Mulai Senin (12/11) ACT telah membuka 1 Posko Kemanusiaan dan 3 Dapur Umum di Dusun Sukajadi, Lubuk Kejung, Boloran Tupak, Sabar dan Tanjung Iman Pekon Umbar.
Dapur Umum tersebut akan melayani ratusan masyarakat terdampak banjir dengan menghadirkan menu yang bergizi dan enak.
“Alhamdulillah, tim relawan sudah menembus lokasi terdampak banjir dan segera mengaktivasi Dapur Umum, harapanya masyarakat lebih tenang dengan hadirnya paket makanan yang dimasak oleh relawan maupun warga setempat,” ucapnya. [Hermawan Wahyu Saputra]