Jejamo.com, Kota Metro – Satu orang suspect virus corona menjalani perawatan di ruang isolasi A Yani Kota Metro.
Sementara orang yang berstatus dalam pantauan bertambah menjadi 136, dari data rilis yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi sebelumnya yaitu 48 orang.
“Benar ada satu pasien berstatus orang dalam pengawasan (ODP) di RSU A Yani Metro, pasien berasal dari Lampung Timur, saat ini menjalani perawatan di ruangan yang sangat terisolasi” ungkap Sekretaris Daerah Kota Metro, A Nasir AT, kepada Jejamo.com usai rapat terbatas dengan Wali Kota Pairin, Senin, 16/03/2020.
Sampel air liur pasien sudah dikirim ke laboratorium sejak Kamis 12/03 lalu, namun hasil uji laboratorum belum diterima.
“Kami sudah kirim sampel air liur pasien ke laboratorium di Jakarta sejak empat hari yang lalu, hasilnya belum keluar,” kata Nasir.
Pasien diketahui memiliki riwayat sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Thailand. Ia mengeluhkan flu disertai batuk sejak pulang dari Thailand.
Saat ini pasien sedang menjalani perawatan insentif di ruang isolasi RSU A Yani dengan kondisi kesehatan yg tidak buruk.
“Perkembangan pasien secara umum baik, panas turun menjadi 37,2 derajat celcius, tekanan darah normal dan batuk mulai berkurang,” jelas Nasir.
Sementara, jumlah orang yang berstatus dalam pantauan wabah virus corona di Kota Metro bertambah dari sebelumnya 48, merujuk data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung yang dikeluarkan pada Sabtu 14/03, menjadi 136 orang.
“Orang yang berstatus dalam pantauan saat ini berjumlah 136. Mereka kami bservasi rutin setelah memiliki riwayat perjalanan ke negara yg berstatus endemi yaitu Thailand,” jelas Nasir.
Thailand sendiri pada Kamis 12/03 yang lalu mengumumkan lonjakan besar pasien suspect corona.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Thailand pasien baru bertambah 11 orang, total penderita virus corona di Negeri Gajah Putih itu menjadi 70 orang.
Kematian pertama akibat corona terjadi pada orang lokal berusia 35 tahun dengan komplikasi demam berdarah.
Sekda Kota Metro, Nasir, meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik.
“Virus corona berkembang di suhu 20 derajat, sementara kita memiliki suhu 35 derajat, jadi kemungkinan virus tidak begitu invasif,” katanya.
Saat jejamo.com membandingkan dengan iklim Iran, yang menempati peringkat 3 pasien suspect corona terbanyak, Nasir mengatakan Iran saat ini dingin.
“Iran kan sekarang musim dingin,” ujarnya. [Arif]