Jejamo.com, Bandar Lampung – “Bahagia itu tidak harus menjadi orang kaya, cukup bersyukur dengan apa kita dapat hari ini, itu sudah buat kita bahagia”
Kalimat di atas tersebut merupakan kata-kata yang diucapkan dari mulut Farhan (65) seorang pemulung yang tinggal di Gang Kayu Manis, Kebon Sawo, Kecamatan Enggal, Bandar Lampung.
Farhan menceritakan, ia menjadi pemulung sejak 2011. Itu berawal melihat seseorang mengumpulkan barang bekas untuk dijual ke penampungan dan langsung mendapat uang.
“Sebenarnya kerja jadi pemulung ini enak karena enggak pakai modal bisa dapat duit. Tapi itu modalnya harus mau jalan kaki saja,” ujarnya saat ditemui di bawah fly over Jalan Gajah Mada, Jumat, (17/5/2019).
Sebelum memutuskan menjadi pemulung, lanjut Farhan, dirinya sempat membuat usaha bersama Tati istrinya. Namun hasil usahanya bangkrut.
“Saya sama istri dari Tasikmalaya datang ke Lampung tahun 2006. Niat kami mau usaha jual kue,, tapi usaha kami bangkrut. Sehingga istri pulang kampung sedangkan saya masih bertahan di sini,” paparnya.
Menurut Farhan, sehari dapat Rp30 ribu dari
mengumpulkan barang bekas seperti botol mineral, plastik dan sebagainya untuk dirupiahkan.
“Paling besar sehari bisa dapat Rp50 ribu, itu juga kalau dapat barangnya. Duitnya untuk keperluan sehari-hari dan bayar kontrakan Rp200 ribu per bulan,” kata bapak tiga anak ini.
Meski memiliki tiga orang anak laki-laki, ia tidak pernah meminta uang atau barang apa pun dari mereka.
“Tapi mereka sering kasih kalau lagi ada rezeki dan mereka juga sudah punya keluarga masing-masing, tinggalnya semuanya di Jawa,” urainya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk dan Jejamo.com yang telah memberikan rezeki.
“Saya ucapkan terima kasih, semoga PT JAPFA dan Jejamo.com sukses selalu,” tandasnya. [Andi Apriyadi]
Artikel Ini Dipersembahkan oleh PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.