Jejamo.com, Bandar Lampung – Youth with Sanitation Concern (YSC) selaku komunitas yang fokus dalam isu sanitasi didukung SNV Indonesia mempersiapkan peringatan Menstrual Hygiene Day (MHM) atau Hari Kebersihan Menstruasi yang jatuh pada 28 Mei.
Ketua YSC Khorik Istiana mengatakan, Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) berdampak terhadap partisipasi dan konsentrasi siswa perempuan di sekolah.
Hasil riset yang dilakukan Unicef tahun 2017 lalu, menujukan 1 dari 6 siswa perempuan di Indonesia tidak masuk sekolah ketika menstruasi.
“Karena takut diolok-olok oleh anak laki-laki dan fasilitas sanitasi di sekolah yang tidak mendukung seperti tidak ada WC, tidak ada air di toilet, ataupun pintu toilet yang tidak dapat dikunci menjadi salah satu faktor tingkat kehadiran siswa rendah selama periode mentruasi,” ujarnya melalui rilis yang diterima Jejamo.com, Selasa, (14/5/2019).
Selain itu, lanjut Khorik, membicarakan MKM masih dianggap tabu di masyarakat sehingga informasi terkait MKM menjadi minim untuk dikonsumsi.
“Padahal dampak yang ditimbulkan dari MKM sendiri bisa memengaruhi kesehatan perempuan seperti saluran kencing, infeksi kulit dan saluran reproduksi,” paparnya.
Khorik menjelaskan, Menstrual Hygiene Day (MHM) atau Hari Kebersihan Menstruasi sejatinya adalah sebuah alarm untuk mengingatkan semua pihak, bahwa MKM wajib diketahui semua pihak, baik laki-laki maupun perempuan.
“Youth with Sanitation Concern (YSC) selaku komunitas yang fokus dalam isu sanitasi turut serta dalam memperingati Hari Kebersihan Menstruasi,” kata dia.
“Dengan menyebarluaskan informasi terkait MKM ke masyarakat khususnya pemuda, agar mentruasi tidak tabu untuk dibicarakan,” lanjutnya.
Kegiatan ini didukung oleh SNV Indonesia melalui program air, sanitasi dan kebersihan untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (WASH SDGs). Hari Kebersihan Menstruasi sendiri akan dibagi menjadi beberapa kegiatan dengan berpusat edukasi kepada siswa dan masyarakat.
“Kegiatan pertama akan dilakukan sosialisasi terkait MKM di SD 3 Kotakarang, Bandar Lampung yang akan dilaksanakan pada 15 Mei 2019,” urainya.
Dia menambahkan, kegiatan kedua yaitu seminar online tentang MHM yang akan dilaksanakan pada 26 Mei 2019 dengan menghadirkan pemateri dari Yayasan Plan Indonesia, Sustaination dan Rumah Panda Universitas Indonesia (UI) dengan target 250 peserta.
“YSC juga mengadakan kampanye lewat media sosial guna menyebarkan informasi kepada warga net. Harapan kami dengan menggencarkan isu MKM di kalangan masyarakat, masyarakat lebih terbuka dengan isu menstruasi. Karena perempuan bisa berdaya tanpa batas,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]