Jejamo.com, Bandar Lampung – Manajer Program Tempo Institute Sopril Amir menjelaskan, Tempo Institute bagian dari sebuah unit kerja sama dengan Tempo Media Group. Tujuannya ingin memajukan jurnalis di Indonesia.
“Kami mendapatkan kesempatan menyelenggarakan program ini untuk mengenalkan dan mengajak jurnalis bersama-sama Tempo melakukan liputan investigasi,” jelasnya, Minggu, (21/4/2019).
Menurut Sopril, program ini diperkenalkan dengan cara kunjungan ke sejumlah kota dan Kota Bandar Lampung merupakan kota yang ke-10.
“Selain itu kami membuka kerjasama melalui media sosial email, dalam kunjungan ini berlangsung dua hari,” paparnya.
Sopril mengatakan, memperkenalkan program ini dan dasar jurnalistik investigasi dan di bagian akhir akan membahas ide-ide liputan yang layak diinvestigasi.
“Kami perlu melakukan terus menurus guna meningkatkan kualitas jurnalis. Karena jurnalis sendiri dalam tantangan berat, kita tahu format media konvensional sedang dalam tantangan berat, baik itu media konvensional, radio dan televisi. Itu sekarang yang mendapat kompetitor baru dari media online,” ungkapnya.
“Bedanya media konvensional organisasinya lebih kolektif sedangkan online bisa dengan sedikit, bahkan satu orang untuk mencari informasi dan tanpa harus susah payah melegalkan saluran informasi,” lanjutnya.
Dia menambahkan, sekilas bagus untuk berekspresi tapi cara penyebaran dan pencarian informasi itu tetap berbeda dengan media online.
Karena cara kerja individual kadang tidak disertai standart kerja yang tepat hanya berdasar keinginan.
“Kalau peminta penyebar informasi individual dia hanya berhenti pada kejadian, seperti ada kecelakaan, diberitahukan kecelakaan itu. Tapi kalau berasal dari lembaga media profesional dia akan mencari apakah di tempat itu sering kejadian dan apa penyebabnya,” pungkasnya. [Andi Apriyadi]