“Dan apabila kamu telah membuatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.” (QS Ali Imron: 159)
Setiap orang pasti punya keinginan. Keinginan yang menguat dalam pikiran dan perasaannya itulah yang kita sebut dengan tekad.
Ada orang yang hanya mempunyai angan tapi tak kuat mengkristalkannya ke dalam tekad. Ada juga orang yang sudah punya tekad kemudian mundur di tengah jalan. Itu artinya mereka tidak yakin dengan tekad mereka sendiri.
Dalam hidup kita mesti punya tekad. Inilah yang akan menjadi bahan bakar utama kita dalam mewujudkan keinginan. Inilah yang kemudian menggerakkan pikiran dan tenaga kita menuju titik yang hendak kita tuju. Tanpa adanya tekad yang diiringi dengan tindakan, sesuatu itu takkan pernah terejawantahkan.
Nabi Muhammad Saw dalam Perang Badar punya tekad untuk menang. Inilah perang pertama yang akan dilakukan kaum muslimin demi menjaga eksistensi mereka. Tekad Nabi Muhammad Saw tergambar dari doanya yang khusyuk agar kaum muslimin diberikan kemenangan.
Tekad itu kemudian dimanifestasikan Nabi dan para sahabat ke dalam strategi peperangan demi mendapatkan kemenangan. Dan kita bisa membacanya dalam banyak sirah, Perang Badar dimenangkan kaum muslimin dengan gilang gemilang.
Itulah esensi tekad. Itulah keajaiban tekad. Itulah mukjizat yang paling manusiawi yang diberikan Allah Swt.
Dalam hidup, kita juga mesti punya tekad. Apa tekad terbesar Anda? Apa impian paling tinggi yang Anda inginkan? Apa cita-cita yang hendak kita gapai? Itu semua bergantung pada tekad.
Jika kita sudah mempunyai tekad, jaga ia sampai benar-benar berhasil. Benar bahwa hasil itu bergantung pada tekad takdir Allah. Namun, Allah Swt memberikan kita peluang untuk mewujudkannya lewat ikhtiar yang dilakukan. Tugas kita hanya menjaga tekad itu dan berusaha merealisasikannya.
Dalam segala dimensi kehidupan, kita mesti punya tekad. Dalam konteks keluarga, kita ingin membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Itu yang mesti dijaga.
Bagi kami misalnya, yang sedang menuju lapangan konstestasi politik, juga punya tekad untuk menang. Tekad itu mesti dijaga dan digerakkan dengan program yang nyata dan terukur.
Kalau tak punya tekad, itu sama sama kita tak pernah bermimpi untuk maju. Maka, apa pun hambatannya, itulah sisi manusiawi yang akan kita temukan. Itulah sunatullah dalam perjuangan mengimplementasikan tekad ke dalam langkah dan gerak yang terprogram.
Jika saat melangkah, banyak hambatan, yakinlah dengan tekad tadi. Firman Allah Swt yang kami kutipkan di bagian awal tulisan ini sudah jelas pesannya. Jika kita sudah bertekad, tawakal kepada Allah.
Tugas kita hanya berusaha. Tugas kita adalah memelihara tekad itu. Perihal ujungnya bagaimana, itulah takdir. Dan kita mesti bangga, sudah menjemput takdir dengan kekuatan tekad yang luar biasa.(*)