Jejamo.com, Lampung Timur – Sejumlah pemuda di Kecamatan Batanghari Lampung Timur menggelar pelatihan untuk melawan maraknya berita bohong atau yang dikenal dengan hoax. Kegiatan positif memerangi radikalisasi berita hoax ini dilakukan Penggiat Pemuda Anti Berita Hoax Lampung Timur, Senin kemarin, 8/5/2017.
Ketua Penggiat Pemuda Anti Berita Hoax Lampung Timur Ahmad Basuki mengatakan masyarakat khususnya kaum muda di Lampung Timur perlu dibekali kemampuan literasi media, yaitu kemampuan menganalisa dan mengomunikasikan berita atau informasi.
“Kita ketahui bersama akhir-akhir ini banyak informasi tidak valid yang sengaja disebar untuk memancing keresahan masyarakat,” ungkap Ahmad Basuki.
Di era sekarang, mudahnya akses internet melalui telepon pintar membuat masyarakat gampang menggunakan media sosial. “Agar tidak terjadi fitnah dan mencegah kesalahpahaman saya sengaja mengadakan pelatihan untuk melawan informasi-informasi hoax dengan tema Deradikalisasi Media Sosial, Pemuda Melawan Hoax,” jelasnya.
Mas Abas, sapaan Ahmad Basuki, menuturkan wadah atau forum diskusi ini dibentuk untuk mempelajari dan menganalisis informasi yang beredar di media sosial. Peserta diskusi diharapkan akan saling berdiskusi terkait berita yang sedang hangat diperbincangkan sebelum tahu pasti kebenarannya dan sebelum ikut menyebarkannya kembali.
Ahmad Basuki yang juga anggota DPRD Lampung Timur ini menambahkan, pelatihan tersebut melibatkan remaja lantaran mereka merupakan pengguna aktif media sosial sehingga perlu disertai kemampuan memfilter berita.
“Tak hanya itu, remaja juga diberdayakan untuk menulis dan menyebarkan informasi positif baik dalam bentuk tulisan, gambar, mau pun video,” ucapnya. Ia berharap melalui kegiatan ini pemuda dan masyarakat Lampung Timur mampu memilih mana berita yang jelas atau belum jelas sumbernya.
Diskusi ini diikuti oleh para pemuda dari 10 kecamatan di Lampung Timur. Kegiatan yang dilakukan di kediaman Ahmad Basuki di Desa Banjar Rejo Kecamatan Batanghari, Lampung Timur ini juga mengundang narasumber Diyauddin, penggiat berbagai organisasi sekaligus peneliti kajian strategi intelejen dari Universitas Indonesia.(*)
Laporan Suparman, Wartawan Jejamo.com