Berita Lifestyle, Jejamo.com – Populasi Singa di Afrika terus menurun, sejumlah peneliti yakin jika tak ada langkah penyelamatan, dalam 20 tahun mendatang tak ada lagi singa yang berkeliaran di daratan Afrika.
Si raja hutan itu dilaporkan sangat jarang dijumpai di wilayah barat Afrika. Hewan simbol kekuatan dan kebebasan Afrika tersebut bahkan tidak lagi berkeliaran di Pantai Gading, Ghana, serta Kongo atau sebagian negara di Afrika Barat lainnya.
Selain di Afrika Barat, satwa liar itu juga mengalami penurunan populasi di wilayah Afrika Tengah serta Afrika timur.
Penelitian baru yang dipublikasikan pada Senin, 27/10/2015, menunjukkan penurunan tajam sejak 1990 di hampir semua populasi singa di Afrika Barat dan Tengah. Dua wilayah itu berisiko kehilangan setengah singa mereka dalam 20 tahun ke depan. Demikian halaman Tempo.co melaporkan.
Afrika Timur kini hanya memiliki 37 persen singa yang tersisa. Menurut survei yang diterbitkan dalam Proceedings National Academy of Sciences Amerika Serikat dan ditulis oleh peneliti, termasuk Philipp Henschel, diduga jumlah singa akan berkurang separuhnya selama periode yang sama.
Populasi singa kini meningkat hanya di empat negara Afrika bagian selatan: Botswana, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe. Sebagian di antaranya berada dalam penangkaran.
“Singa menjelajahi sebagian besar dunia, dari Afrika, Eropa, Asia, hingga Amerika Utara sampai sekitar 11 ribu tahun yang lalu,” kata Henschel
“Hari ini mereka hanya ada di India dan Afrika. Di India tersisa hanya sekitar 500 singa, semuanya berada di negara bagian Gujarat. Kurang dari 20 ribu singa berkeliaran di belantara di seluruh wilayah Afrika.”
Menurut penelitian Henschel, di Afrika Barat hanya ada 400 singa. Ini membuat mereka cenderung menjadi singa paling terancam punah di planet ini. Pasalnya, antara singa dan manusia ada persaingan dalam mendapatkan wilayah kekuasaan.
Penurunan populasi singa ini juga disebabkan perburuan yang meningkat dan pemanasan global yang memicu konflik mematikan bagi singa. Beberapa singa jgua dibunuh untuk diambil kulitnya atau dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional.(*)
Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya